Berdasarkan pantauan Suara Merdeka , air sudah mulai menggenangi permukiman warga sekitar pukul 15.00. Desa yang terendam antara lain Kalirejo, Medini, Undaan Tengah, dan Undaan Kidul. Ketinggian air berkisar 30 cm hingga satu meter. Sementara, untuk genangan banjir di area persawahan terjadi hampir di semua desa di Undaan.
Awalnya, aparat kepolisian dan perangkat setempat harus berusaha keras membujuk warga agar mau dievakuasi. Namun setelah air mencapai rumah warga, mereka akhirnya mau diungsikan.
''Kejadian seperti ini sudah pernah saya alami pada 1993,'' kata Suparti, warga Kalirejo.
Dengan diangkut truk dari Polres, Djarum, dan Nojorono, mereka dibawa ke GOR Wergu Wetan. Sementara, lainnya berdiri di pinggir jalan Kudus-Purwodadi untuk menunggu kendaraan pengangkut berikutnya. Untuk sementara, jalan Kudus-Purwodadi ditutup karena banjir.
Sementara, warga lainnya memilih untuk menyelamatkan hewan ternaknya terlebih dahulu.
Puluhan sapi dan kerbau terlihat ditempatkan di tanggul kanan sungai Wulan, tepat di tepi jalan Kudus-Purwodadi.
Sampai berita ini diturunkan, sekitar pukul 19.00 sebagian besar warga RT 2 RW 3 Gang Kacangan, Kalirejo belum dievakuasi. Mereka masih menunggu datangnya perahu karet.
"Kami masih kesulitan mengangkut, terutama anak-anak, karena masuk ke arah timur air mencapai satu meter," kata salah seorang warga. Menurut keterangan warga, air mulai masuk ke kawasan itu sekitar pukul 17.00.
Camat Undaan, Joko Dwi Putranto menyatakan jumlah keseluruhan warga di wilayahnya mencapai 65.858 jiwa. Diperkirakan sekitar lima persen di antaranya berada di pengungsian. ''Paling banyak di GOR tersebut,'' ujarnya.